Sabtu, 20 Agustus 2011

REFLEKSI LS

REFLEKSI




Pertama kali saya mengikuti kegiatan Lesson Study yang dipandu oleh dosen –dosen Unesa dan UPI di SMP Negeri 22 Surabaya. Saya kurang begitu bersemangat mengikutinya. Maklum waktu itu saya masih belum tahu benar tentang apa yang sesungguhnya ada pada kegiatan Lesson Study itu. Kali pertama saya mengikuti pengarahan dari pak Asep, kurang begitu menarik, cenderung datar-datar saja. Saya mencoba untuk mencari apa yang menarik dari kegiatan LS ini. Namun selalu saja saya tidak menemukannya.

Selanjutnya ada kegiatan Open Lesson di kelas 8 pada bidang studi Biologi IPA. Saya mengikutinya dengan kurang bersemangat. Separuh perjalanan sekitar 40 menit para observer yang mengamati mulai berbisik-bisik sambil mengatakan, “Bosan ya hanya gini-gini saja. Mereka tidak cukup hanya mengatakan Bosan tapi mereka juga keluar kelas dan duduk-duduk sambil ngobrol di luar kelas. Walaupun saya juga merasa bosan namun saya mencoba untuk tidak keluar meninggalkan kelas.

Saya jadi ingat sambutan salah satu pembina MGMP Matematika SMP yang mengatakan bahwa : “Lihat saja program Lesson Study itu kalau kegiatannya melulu begitu-begitu saja pasti akan jenuh untuk mengikutinya”. Nyatanya benar juga bahwa guru-guru observer sudah tidak melakukan tugasnya dengan baik. Saya mulai goyah untuk tidak mencatat dan mengamati siswa yang sedang belajar. Saya benar-benar blank nol dan tidak mendapatkan apa-apa.

Setelah sekian puluh kali mengikuti kegiatan Open Lesson barulah saya menyadari bahwa belajar untuk berubah itu harus dimulai dari diri kita sendiri dan tidak ada paksaan untuk ini. Dosen-dosen yang sepertinya membiarkan kita atau bahkan mengikuti gaya kita dalam merefleksi pembelajaran ternyata bukan benar benar membiarkan atau membuat keadaan menjadi tidak jelas dan makin runyam. Akan tetapi baru kami sadari bahwa beliau-beliau itu tidak mau memaksakan semua ide-ide itu kepada guru-guru. Bahwa mereka menunggu saat yang tepat untuk menyampaikan yang selayaknya dilakukan observer,juga hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan oleh observer. Dalam menyampaikan inipun beliau sangat hati-hati dan menunggu saat yang tepat sehingga hal ini tidak akan menyinggung semuanya.

Waktu terus berlalu membawa saya untuk lebih aktif mengikuti Lesson Study. Belajar untuk selalu mencari sesuatu yang lebih bermakna yang nampak ataupun yang masih samar-samar. Energi positif yang muncul dan semakin menguat dari dalam diri saya inilah yang mungkin bisa membawa saya menjadi Master Teacher terpilih untuk mengikuti studi banding ke Penang Malaysia bersama-sama 5 rekan lainnya. Saya sangat bersyukur mendapat kesempatan ini.

Saya akan lakukan yang terbaik untuk ini. Saya sangat menyesal bila teringat masa-masa awal mengikuti LS dahulu. Karena saya waktu itu tidak melakukan apa yang semestinya dilakukan seorang observer. Sekali lagi saya menyesal, andaikan saya bisa kembali ke masa itu. Saya akan mengubah semua aktivitas yang tidak sepatutnya itu menjadi aktivitas yang lebih baik dan lebih bermakna. Saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada rekan-rekan dari SF, UPI, dan UNESA atas semua yang bisa mencerahkan diri pribadi saya sehingga saya menjadi lebih baik dari sebelumnya.





Lesson Study saya manfaatkan untuk sharing dengan rekan-rekan guru lainnya khususnya untuk perbaikan kualitas dan profesionalisme diri pribadi saya sendiri. LS mengajarkan kepada saya bahwa perubahan paradigma itu akan lebih efektif bila dimulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu. Dimulai dari hal-hal yang kecil dan dilakukan terus menerus. Dan dimulai dari sekarang juga. Menurut saya inilah tantangan belajar yang harus kita lakukan untuk perubahan dan paradigma baru pembelajaran di sekolah-sekolah kota Surabaya. Perubahan adalah wujud Dinamika!!!











Tidak ada komentar:

Posting Komentar